Gowa,- Puluhan honorer baik guru maupun perawat puskesmas di Kecamatan Parangloe, Gowa, diberhentikan secara tiba-tiba.
Pemberhentian tersebut terjadi setelah keluarnya hasil rekapitulasi suara pilkada Gowa yang memenangkan paslon Adnan Purichta IYL dan Abdul Rauf Mallagani oleh KPUD Gowa.
Salah satu honorer yang diwawancarai tribun, membenarkan jika telah terjadi pemberhentian besar-besaran bagi honorer di dataran tinggi tersebut.
"Saya juga tidak tahu kenapa. Tapi saya hanya disampaikan sama bos ku. Katanya istirahat ma ki dulu. Tidak ada juga surat pemberhentian. Kalau seperti itu penyampaiannya sama mi diberhentikan, " kata sumber tersebut yang menolak namanya dimasukkan, Minggu (27/12/2015).
Pemberhentian tersebut terjadi setelah keluarnya hasil rekapitulasi suara pilkada Gowa yang memenangkan paslon Adnan Purichta IYL dan Abdul Rauf Mallagani oleh KPUD Gowa.
Salah satu honorer yang diwawancarai tribun, membenarkan jika telah terjadi pemberhentian besar-besaran bagi honorer di dataran tinggi tersebut.
"Saya juga tidak tahu kenapa. Tapi saya hanya disampaikan sama bos ku. Katanya istirahat ma ki dulu. Tidak ada juga surat pemberhentian. Kalau seperti itu penyampaiannya sama mi diberhentikan, " kata sumber tersebut yang menolak namanya dimasukkan, Minggu (27/12/2015).
Sumber itu pun juga mengakui jika bukan hanya dirinya yang menjadi korban pemberhentian mendadak.
"Hampir semua. Pokoknya Parangloe hancur. Rata semua. Saya sempat tanyakan alasannya, tapi bos ku bilang kalau itu juga perintah dari atas. Dia hanya suruh saya mengerti saja kondisi saat ini. Dan saya mengerti ji juga kalau terkait pilkada kemarin. Mau di apami. Kita terima mamo. Karena begitu ji memang kalau beda pilihan," ujarnya.
Haeruddin salah satu keluarga yang di keluarkan sebagai honorer di puskesmas Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa mengaku dikeluarkannya adiknya ada hubungan dengan dukungan pilkada Gowa kemarin.
"Adik saya di keluarkan sebagai honorer bukan karena kinerjanya tetapi alasan tidak mendukung Abdul Rauf Mallagani," ungkap Haeruddin.
Lembaga Perlindungan Hak-Hak Sipil (LPHS) Sulawesi Selatan ,menyesalkan sikap istri calon bupati Gowa yang telah mengintervensi pejabat Dinas Kesehatan dan Pendidikan untuk memberhentikan puluhan tenaga honorer di Kecamatan Parangloe.
Ketua LPHS Sul-Sel ,Humaerah Badrun,menyesalkan tindakan mengintervensi pejabat untuk memberhentikan honorer tersebut. Padahal belum ada penetapan dan pelantikan.
"Apa yang dilakukan istri wakil bupati itu adalah bentuk dan sikap yang tidak terpuji apalagi belum juga dilantik, " katanya.
"Hampir semua. Pokoknya Parangloe hancur. Rata semua. Saya sempat tanyakan alasannya, tapi bos ku bilang kalau itu juga perintah dari atas. Dia hanya suruh saya mengerti saja kondisi saat ini. Dan saya mengerti ji juga kalau terkait pilkada kemarin. Mau di apami. Kita terima mamo. Karena begitu ji memang kalau beda pilihan," ujarnya.
Haeruddin salah satu keluarga yang di keluarkan sebagai honorer di puskesmas Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa mengaku dikeluarkannya adiknya ada hubungan dengan dukungan pilkada Gowa kemarin.
"Adik saya di keluarkan sebagai honorer bukan karena kinerjanya tetapi alasan tidak mendukung Abdul Rauf Mallagani," ungkap Haeruddin.
Lembaga Perlindungan Hak-Hak Sipil (LPHS) Sulawesi Selatan ,menyesalkan sikap istri calon bupati Gowa yang telah mengintervensi pejabat Dinas Kesehatan dan Pendidikan untuk memberhentikan puluhan tenaga honorer di Kecamatan Parangloe.
Ketua LPHS Sul-Sel ,Humaerah Badrun,menyesalkan tindakan mengintervensi pejabat untuk memberhentikan honorer tersebut. Padahal belum ada penetapan dan pelantikan.
"Apa yang dilakukan istri wakil bupati itu adalah bentuk dan sikap yang tidak terpuji apalagi belum juga dilantik, " katanya.
No comments:
Post a Comment